4 Kesalahan yang Menyebabkan Strategi Online Marketing Gagal

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Pebisnis manapun pasti berharap bahwa strategi online marketing yang sudah diupayakannya akan membuahkan hasil. Entah itu berupa penjualan produk yang lebih banyak, pelanggan loyal yang bertambah maupun ruang lingkup jangkauan yang lebih lebar. Karena bukan hanya uang yang sudah mereka keluarkan, tapi juga tak sedikit waktu dan tenaga mereka korbankan.

Faktanya masih cukup sering terjadi, strategi online marketing keliru dilakukan, sehingga akhirnya membuat hasil yang didapatkan kurang optimal, bahkan beberapa lebih menyedihkan karena gagal total. Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti Anda, tapi kenyataannya hal ini masih cukup sering terjadi.

Karena itulah artikel ini secara khusus mengulas beberapa kesalahan yang sering terjadi dan menyebabkan kegagalan strategi online marketing. Supaya Anda yang membacanya bisa lebih antisipatif dan bisa berusaha untuk menghindarinya.

Target yang Dipertanyakan

Mungkin ini terdengar aneh, tapi kenyataannya ini sering terjadi. Pebisnis memutuskan untuk mulai menggunakan strategi media sosial instagram misalnya. Tapi mereka tak memahami secara jelas apa yang sebenarnya ingin dikejar. Mereka hanya memahami bahwa pesaing telah melakukan itu dan terlihat berhasil menarik banyak orang untuk menjadi follower dan memberikan komentar.

Ketika kemudian mereka ditanya tentang target yang ingin dicapai dari strategi itu, mereka kebingungan. Mereka tidak bisa menentukan apakah itu ditargetkan untuk brand awareness, untuk menaikkan penjualan atau untuk memperluas jangkauan market. Mereka hanya tergiur melihat pesaingnya menggunakan strategi yang terlihat menarik.

Padahal apa yang dilakukan oleh pesaing juga belum tentu menghasilkan konversi penjualan. Karena seandainya follower meningkatpun, belum tentu itu adalah segmen pasar mereka. Misal saja mereka menjual tas-tas branded berharga puluhan juta di media sosial, tapi 90% followernya adalah kalangan menengah ke bawah, itu pasti tak akan berpengaruh banyak ke penjualan.

Hanya Mementingkan Tampilan

Percayalah, hal ini juga menjadi salah satu kesalahan yang sering dilakukan dalam strategi online marketing. Mereka lebih mengutamakan tampilan, entah itu konten di media sosial atau di website, tanpa memperhatikan apakah itu cukup efektif. Tak jarang desain yang terlalu rumit justru membutuhkan loading yang jauh lebih lama atau bahkan menyulitkan customer untuk memahami pesannya.

Karenanya dalam digital marketing terdapat istilah UI (User Interface) dan UX (User Experience). Karena hal yang juga penting untuk dipastikan selain estetika desain adalah, bahwa hal itu cukup mudah untuk dipahami oleh target market. Selain juga tak menghambat loading page karena ukuran yang terlalu besar. Karena jika terlalu lama, kebanyakan customer tak sabar dan beralih ke halaman lain.

Sayang sekali bukan kalau Anda sudah membayar mahal untuk jasa desain tapi ternyata hal itu justru menggagalkan strategi online marketing secara keseluruhan?

Tidak Mengelola Konten

Hal ini terutama masih banyak terjadi dalam penggunaan website. Banyak pebisnis yang menghabiskan biaya yang cukup besar untuk membuatnya, tapi kemudian menganggur begitu saja setelahnya. Website sepi jarang dikunjungi, karena dibiarkan begitu saja. Mereka menganggap bahwa website itu akan secara otomatis mendatangkan calon customer.

Padahal website hanyalah seperti toko, yang jika tidak dipromosikan, juga akan sepi pengunjung. Bagaimana bisa orang datang kesana jika mereka tak pernah mengetahui toko itu. Bagaimana website Anda akan mendapatkan visitor jika itu tak pernah muncul di halaman pencarian Google?

Fitur di dalam website seperti blog sebenarnya bagus untuk dimanfaatkan menarik visitor. Selain hal itu juga menaikkan kredibilitas perusahaan, jika pembahasannya relevan dengan bidang bisnisnya. Sayangnya masih lebih banyak yang menyia-nyiakan hal ini dan websitenya berakhir sepi tanpa pengunjung.

Terlalu Banyak Promosi

Sebagian yang melakukan ini mungkin berpikir bahwa dengan semakin banyak melakukan promosi maka akan semakin banyak pula pelanggan yang tertarik. Mereka kemudian membuat sebanyak mungkin konten promosi di berbagai chanel mulai website, media sosial, email dan selainnya. Semua itu dilakukan setiap hari tanpa terlewatkan.

Apa yang terjadi kemudian?

Penjualan bukannya meningkat untuk ‘membayar’ biaya promosi yang sudah dihabiskan, tapi pelanggan yang justru pergi karena merasa terganggu. Pahamilah bahwa sebaik apapun promosi yang Anda lakukan, jika pesannya hanya itu saja sepanjang waktu, siapapun akan bosan. Karena perlu dipahami bahwa promosi pun perlu diperhatikan porsinya.

Salah satu yang banyak digunakan seperti Prinsip Pareto 80/20. Artinya 80 persen efek yang dihasilkan dari 20 persen yang menyebabkan. Jadi jika Anda ingin membuat pelanggan terus bertahan, Anda perlu memberikan 80 value kepada mereka, kemudian baru 20 persennya untuk pesan promosi. Dengan begitu mereka lebih nyaman dan merasa mendapatkan manfaat untuk terus terjalin dengan chanel bisnis Anda.

Jadi Anda sekarang sudah memahami, bahwa menjalankan strategi online marketing tak sesederhana “menyamai pesaing”. Karena yang lebih penting dari itu, Anda memahami apa yang benar untuk dilakukan bagi bisnis Anda sendiri!